Minggu, 08 November 2009

RASULULLAH S.A.W. DAN SEORANG ARAB BADUI

Di waktu Rasulullah SAW. sedang asyik bertawaf di Ka'bah, beliau mendengar seorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: 'Ya Karim! Ya Karim!' Rasulullah s.a.w menirunya membaca 'Ya Karim! Ya Karim!' Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka'bah, dan berzikir lagi: 'Ya Karim! Ya Karim!' Rasulullah SAW yang berada dibelakangnya mengikuti zikirnya 'Ya Karim! Ya Karim!' Merasa seperti di olok-olokan, orang itu menoleh kebelakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata: 'Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokan ku, karena aku ini adalah orang Arab badui? Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.' Mendengar bicara orang badui itu, Rasulullah SAWtersenyum, lalu bertanya: 'Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?''Belum,' jawab orang itu. 'Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?' 'Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan saya membenarkan putusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,' kata orang arab badui itu pula. Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: 'Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!' Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.'Tuan ini Nabi Muhammad?!''Ya,' jawab Nabi SAW Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki RasulullahSAW Melihat hal itu, Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: 'Wahai orang Arab! Janganlah berbuat serupa itu.Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya.Ketahuilah, ALLAH mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita ancaman bagi yang mengingkarinya.' Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: 'Ya Muhammad! Rabb As-Salam (puncak keselamatan) menyampaikan salam kepadamu dan bersabda: Katakanlah kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih ALLAH. Ketahuilah bahwa ALLAH akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!'. Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata: 'Demi keagungan serta kemulian ALLAH, jika ALLAH akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNYA!' kata orang Arab badui itu. 'Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan ALLAH?' Rasulullah bertanya kepadanya. 'Jika ALLAH akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa besar maghfirahNYA,' jawab orang itu. 'Jika DIA memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan mem perhitungkan betapa keluasan pengampunanNYA. Jika DIA memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNYA!'. Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril AS turun lagi seraya berkata: 'Ya Muhammad! Rabb As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sungguh karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Nah katakan kepada temanmu itu, bahwa ALLAH tak akan menghisab dirinya, juga tak akan memperhitungkan kemaksiatannya. ALLAH sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti!' Betapa sukanya orang Arab badui itu, apabila mendengar berita tersebut. Ia lalu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

ANTARA SABAR DAN MENGELUH

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"
Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:
" Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

PERBUALAN ANTARA RASULULLAH S.A.W DENGAN IBLIS

Telah diceritakan bahwa Allah S.W.T telah menyuruh iblis datang kepada Nabi Muhammad s.a.w agar menjawab segala pertanyaan yang baginda tanyakan padanya. Pada suatu hari Iblis pun datang kepada baginda dengan menyerupai orang tua yang baik lagi bersih, sedang ditangannya memegang tongkat.
Bertanya Rasulullah s.a.w, "Siapakah kamu ini ?"
Orang tua itu menjawab, "Aku adalah iblis."
"Apa maksud kamu datang berjumpa aku ?"
Orang tua itu menjawab, "Allah menyuruhku datang kepadamu agar kau bertanyakan kepadaku."

Baginda Rasulullah s.a.w lalu bertanya, "Hai iblis, berapa banyakkah musuhmu dari kalangan umat-umatku ?"
Iblis menjawab, "Lima belas."

1. Engkau sendiri hai Muhammad.

2. Imam dan pemimpin yang adil.

3. Orang kaya yang merendah diri.

4. Pedagang yang jujur dan amanah.

5. Orang alim yang mengerjakan solat dengan khusyuk.

6. Orang Mukmin yang memberi nasihat.

7. Orang yang Mukmin yang berkasih-sayang.

8. Orang yang tetap dan cepat bertaubat.

9. Orang yang menjauhkan diri dari segala yang haram.

10. Orang Mukmin yang selalu dalam keadaan suci.

11. Orang Mukmin yang banyak bersedekah dan berderma.

12. Orang Mukmin yang baik budi dan akhlaknya.

13. Orang Mukmin yang bermanfaat kepada orang.

14. Orang yang hafal al-Qur'an serta selalu membacanya.

15. Orang yang berdiri melakukan solat di waktu malam sedang orang-orang lain semuanya tidur.

Kemudian Rasulullah s.a.w bertanya lagi, "Berapa banyakkah temanmu di kalangan umatku ?"
Jawab iblis, "Sepuluh golongan :-

1. Hakim yang tidak adil.

2. Orang kaya yang sombong.

3. Pedagang yang khianat.

4. Orang pemabuk/peminum arak.

5. Orang yang memutuskan tali persaudaraan.

6. Pemilik harta riba'.

7. Pemakan harta anak yatim.

8. Orang yang selalu lengah dalam mengerjakan solat/sering meninggalkan solat.

9. Orang yang enggan memberikan zakat/kedekut.

10. Orang yang selalu berangan-angan dan khayal dengan tidak ada faedah.

Mereka semua itu adalah sahabat-sahabatku yang setia."
Itulah di antara perbualan Nabi dan iblis. Sememangnya kita maklum bahwa sesungguhnya Iblis itu adalah musuh Allah dan manusia. Dari itu hendaklah kita selalu berhati-hati jangan sampai kita menjadi kawan iblis, kerana sesiapa yang menjadi kawan iblis bermakna menjadi musuh Allah. Demikianlah sebaliknya, sesiapa yang menjadi musuh iblis bererti menjadi kawan kekasih Allah.

Jumat, 16 Oktober 2009

Jibril AS, Kerbau, Kelelawar, dan Cacing

Suatu hari Allah SWT memerintahkan malaikat Jibri AS untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya yaitu kerbau dan menanyakan pada si kerbau apakah dia senang telah diciptakan Allah SWT sebagai seekor kerbau. Malaikat Jibril AS segera pergi menemui si Kerbau.

Di siang yang panas itu si kerbau sedang berendam di sungai. Malaikat Jibril AS mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si kerbau, "hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kerbau". Si kerbau menjawab, "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kerbau, dari pada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri". Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor kelelawar.

Malaikat Jibril AS mendatanginya seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantungan di dalam sebuah goa. Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar, "hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kelelawar". "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya", jawab si kelelawar. Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.

Malaikat Jibril AS bertanya kepada si cacing, "Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah SWT sebagai seekor cacing". Si cacing menjawab, " Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor cacing, dari pada dijadikaan-Nya aku sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal sholih ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya".

Rabu, 14 Oktober 2009

7 Agenda Majlis ISLAM

Tanggal 12 dan 13 Pebruari 1948 merupakan tonggak perjuangan penegakan kekhalifahan (kedaulatan) kerajaan Alloh di mukabumi pasca tumbangnya kekhalifaan Turki Utsmani, dengan berkumpulnya kurang lebih 362 orang ulama di cisayong yang di kenal dengan “ KONGRES CISAYONG” dan memutuskan 7 program perjuangan :

1. Mendidik rayat agar cocok menjadi warga negara islam
2. Memberikan penerangan bahwa Islam tidak bisa di menangkan dengan Flebisit/referendum/pemilu
3. Membentuk daerah basis.
4. Memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia .
5. Memperkuat NII kedalam dan keluar, kedalam: Memberlakukan Hukum Islam dengan seluas-luasnya dan sesempurna-sempurnanya. keluar: Meneguhkan identitas internasionalnya,sehingga mampu berdiri swejajar dengan negara lain.
6. Membanntu perjuangan muslim dinegara negara lain,sehingga mereka segera bisa melaksanakaan wajib sucinya,sebagai hamba Allah yang menegakan hukum Alloh di bumi Alloh.
7. Bersama negarag–negara Islam yang lain,membentuk Dewan Imamah Dunia untuk memilih seorang kholifah,dan tegaklah KHILAFAH di muka bumi.

Tanggal 12 Syawal 1368 H7 bertepatan tanggal 7 Agustus 1949 umat Islam bangsa Indonesia mamproklamasikan NII sebagai suatu realisasi hasil konggres cisayong tersebut. Sebagai suatu reaksi dari proklamasi NII yang diproklamirkan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo sebagai Imam NII.

P R O K L A M A S I

B E R D I R I N Y A

N E G A R A I S L A M I N D O N E S I A

Bismillahirrohmanirrohim

Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadarrasuulullah

Kami Ummat Islam bangsa Indonesia menyatakan berdirinya :
N E G A R A I S L A M I N D O N E S I A

Maka hukum yang berlaku atas Negara Islam Indonesia itu ialah :

H U K U M I S L A M

Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !

Atas nama Ummat Islam bangsa Indonesia

Imam Negara Islam Indonesia,

(Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo)

Madinah Indonesia, 12 Syawal 1368 H

7 Agustus 1949 M

10 PASAL PENJELASAN PROKLAMASI :

1) Alhamdulillah, maka Allah telah berkenan menganugerahkan kurnia-Nya yang maha besar atas Ummat Islam bangsa Indonesia ialah Negara Kurnia Allah yang meliputi seluruh Indonesia.

2) Negara Kurnia Allah itu adalah Negara Islam Indonesia, atau dengan kata lain ad-Daulatul Islamiyyah, atau Darul Islam, atau dengan singkatan yang sering di pakai orang DI, selanjutnya hanya di pakai satu istilah yang resmi, yakni : Negara Islam Indonesia.

3) Sejak bulan September 1945, ketika turunnya Belanda di Indonesia, khusus di pulau Jawa, atau sebulan setelah proklamasi berdirinya Negara Republik Indonesia, maka Revolusi Nasional yang mulai menyala pada tanggal 17 Agustus 1945 itu merupakan perang, sehingga sejak masa itu seluruh Indonesia dalam keadaan perang.

4) Negara Islam Indonesia tumbuh pada masa perang, di tengah-tengah Revolusi Nasional, yang pada akhirnya setelah Naskah Renville dan Ummat Islam bangun serta bangkit melawan keganasan penjajahan dan perbudakan yang dilakukan oleh Belanda, beralih sifat dan wujudnya menjadi Revolusi Islam atau Perang Suci.

5) Insya Allah, Perang Suci atau Revolusi Islam itu akan berjalan terus hingga :

1. Negara Islam Indonesia berdiri dengan sentausa dan tegak-teguhnya keluar dan ke dalam, 100 % de facto dan de yure di seluruh Indonesia;
2. Lenyapnya segala macam penjajahan dan perbudakan;
3. Terusirnya segala musuh Allah, musuh agama, dan musuh negara dari Indonesia;
4. Hukum-hukum Islam berlaku dengan sempurna di seluruh Negara Islam Indonesia.

6) Selama itu Negara Islam Indonesia merupakan Negara Islam pada masa perang atau Darul Islam fii waqtil harbi.

7) Maka segala hukum yang berlaku dalam masa itu di dalam lingkungan Negara Islam Indonesia ialah hukum Islam di masa perang.

8) Proklamasi ini disiarkan ke seluruh dunia, karena Ummat Islam bangsa Indonesia berpendapat dan berkeyakinan bahwa kini tibalah saatnya melakukan wajib suci, yang serupa itu bagi menjaga keselamatan Negara Islam Indonesia dan segenap rakyatnya, serta bagi memelihara kesucian agama, terutama sekali bagi mendlohirkan keadilan Allah di dunia.

9) Pada dewasa ini perjuangan kemerdekaan Nasional yang diusahakan selama hampir bulan 4 (empat) tahun itu, kandaslah sudah.

10) Semoga Allah membenarkan proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia itu jua adanya.

Insya Allah. Amin.

Bismillahirrahmanirrahiim. Allahu Akbar !

Pihak belanda memandang proklamasi itu sangat berbahaya bagi belanda. Pihak belanda memahami nilai ideologi musuh barunya ini ketimbang pemerintahan jogja. Bahwa kubu NII ’49 adalah lebih ber-ideologis dibanding dengan musuh terdahulu. Belanda yakin bahwa terhadap NII tidak dapat disodorkan perjanjian seperti linggarjati dan renville,kaum penjajah itu sadar bahwa untuk menghadapi NII tidak bisa dihadapi belanda secara langsung kondfrontasi terhadapat negara yang berasaskan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa indonesia berarti menanggung resiko perang yang berkelanjutan, dan merupan kerugian bagi pihak Nederland maka sebagai jalan keluarnya digunakan kembali politik devide of impera, Nederland memecah belah bangsa indonesia menjadi dua kekuatan yang bertentangan yakni NII dan kubu Nasianalis RI yogyakarta yang disokong belanda supaya menolak dan melawan terhadap NII.

Terbuktilah hal diatas itu bahwa dalam tujuan menghancurkan jalur proklamasi 7 Agustus 1949 itu, Belanda berunding dengan pihak Nasionalis skuler pada tanggal 23 Agustus-2 September 1949 dalam hal berdirinya apa yang mereka namakan Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan selubung UNI Nederland – Indonesia yang mana dimaksudkan sebagai pancingan terhadap NII agar pengaruh dan kekuasaannya menyusut. Dan masyarakat yang awam terhadap agama, supaya memihak negara ‘Boneka’ hasil dari konsesus dengan belanda, sehingga hukum2 peninggalan kaum kafirin itu tetap berlaku di Indonesia.

Kaum nasionalis sekuler telah bersedia menerima pembentukan RIS oleh Belanda. Hal itu merupakan bukti pula bahwa yang mereka namakan RI (17-08-1945) itu secara hukum sudah tidak ada lagi. Dan menyerah kepada Belanda. Akhirnya, maka sejak itu bahwa musuh yang dihadapi belanda ataupun oleh kubu nasionalis sekuler hanyalah NII. Nyata sekali bahwa antara pihak imperialis dan pihak nasionalis sekuler dalam menciptakan UNI Nederland – Indonesia beserta RIS-nya adalah mempunyai tujuan yang sama ialah guna menghadapi perlawanan terhadap kubu NII, proklamasi 7 Agustus 1949, sehingga hukum Islam tidak bisa diberlakukan di Indonesia.

Th 1959 TII di embargo dengan operasi pagar betis oleh TNI sampai tahun 1962.dan tanggal 4 juni 1962 imam NII tertangkap dalam keadaan sakit parah,menyusul berkhianatnya beberapa panglima.disusul dg IKRAR KESETIAAN 32 ORG MANTAN PIMPINAN NII.Maka NII memasuki babak baru kondisi perejalanaan perjuangan yakni

1. Hilangnya kedaulatan NII.
2. Terampasnya wilayah kekuasaan NII atau wilayah diduduki(Maslubah).
3. Tidak berlakunya hukum islam diseantero wilayah indonesia
4. Terjajahnya ummat islam bangsa indonesia(musytadl’afiin)

Artikel Terkait:

* Cikal Bakal NII
* Estapeta Kepemimpinan NII
* Marhalah Jihad NII

Jihad Untuk Kemuliaan Hidup

Jihad Untuk Kemuliaan Hidup

Oleh : M. Ismail Yusanto
[ Opini Jawa Pos Selasa, 13 Oktober 2009 ]

Seiring dengan keberhasilan aparat keamanan menangkap sejumlah orang yang diyakini terlibat aksi terorisme di Indonesia, slogan isy kariman au mut syahidan ramai dibicarakan. Semestinya, tidak ada yang salah dengan slogan atau doktrin tersebut. Sebagaimana tidak ada yang salah dengan kewajiban jihad bahwa yang terbunuh di jalan jihad fi sabilillah disebut syahid.

Dalam Islam, kewajiban jihad dalam pengertian perang di jalan Allah untuk meninggikan kalimatullah adalah perkara yang mulia. Para imam mazhab dan ulama pengikutnya sepakat tentang kewajiban jihad dalam pengertian perang di jalan Allah SWT.

Kalaupun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, itu bukanlah tentang kewajiban jihadnya. Namun, dalam perkara apakah hukum wajibnya, apakah fardu kifayah atau fardu ain. Atau, berhubungan dengan perkara teknis turunan dari kewajiban ini.

Imam Nawawiy menjelaskan, ”Mazhab kami berpendapat, hukum jihad sekarang ini adalah fardu kifayah, kecuali jika kaum kafir menyerang negeri kaum muslim, seluruh kaum muslim diwajibkan berjihad (fardu ain). Jika penduduk negeri itu tidak memiliki kemampuan (kifayah untuk mengusir mereka), seluruh kaum muslim wajib berjihad hingga kewajiban itu tersempurnakan (mengusir orang kafir) (Syarah Shahih Muslim, juz 8/63-64).”

Ulama juga sepakat bahwa pengertian syahid adalah yang terbunuh di jalan Allah SWT. Di dalam kamus Mukhtaar al-Shihaah, Imam al-Raziy menyatakan bahwa al-syahiid bermakna al-qatiil fi sabilillah (orang yang gugur di jalan Allah). Termasuk, tidak ada perbedaan tentang kemuliaan orang-orang syahid.

Karena itu, slogan atau doktrin yang memuliakan seseorang yang syahid tentu bukanlah sebuah kesalahan. Slogan, doktrin, atau perkataan ulama selama tidak bertentangan dengan hukum syara’ tentu bisa digunakan. Slogan atau doktrin terkadang diperlukan untuk lebih menanamkan semangat atau pemahaman yang dimaksud dalam doktrin tersebut. Hal seperti itu biasa digunakan siapa pun, termasuk perusahaan, organisasi massa, dan militer.

Dalam sejarah perjuangan Indonesia, juga muncul slogan atau doktrin yang mirip dengan isy kariman au mut syahidan, yakni slogan merdeka atau mati. Slogan atau doktrin tersebut terbukti telah mendorong semangat perjuangan melawan negara penjajah saat itu.

Pilihan untuk syahid di jalan Allah dalam medan perperangan bukanlah sikap sia-sia, seakan cerminan orang yang berputus asa, frustrasi, atau bosan hidup. Pilihan syahid justru dilakukan untuk memuliakan hidup itu sendiri meski dia harus mengorbankan diri sendiri. Sebab, jihad dilakukan dalam rangka memerangi musuh yang hendak menguasai dan menjajah negeri-negeri Islam.

Sikap itulah yang dipilih umat Islam di Palestina, Iraq, dan Afghanistan sekarang. Mereka berjihad memerangi pasukan imperialis Amerika Serikat dan sekutunya yang membunuh rakyat sipil, menjajah, dan merampok kekayaan alam negerinya. Meski, mereka harus menempuh risiko mati di medan perperangan. Jelas itu bukanlah terorisme.

Hal yang sama diserukan KH Hasyim Asy’ari saat mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 untuk melawan penjajahan saat itu. Menurut cucu KH Hasyim, KH Salahuddin Wahid, fatwa itu telah mendorong puluhan ribu muslim untuk bertempur melawan Belanda yang berlindung di balik tentara Inggris. Tanpa resolusi itu, mungkin semangat jihad melawan Belanda dan sekutu tidak terlalu tinggi. Itulah salah satu jasa pesantren dalam membela negara Indonesia. Sayang sekali, dalam buku sejarah saat di SMP dan SMA, peristiwa itu tidak dicantumkan.

Adalah hal yang tidak relevan menggugat slogan, doktrin, atau kewajiban jihad dalam pengertian perang di jalan Allah hanya karena ada yang salah dalam mempraktikkan kewajiban jihad (seperti pengeboman JW Marriott dan Ritz-Carlton). Atau, ada yang menyalahgunakan doktrin jihad untuk kepentingan lain. Sebagaimana para pembela demokrasi atau penegak HAM tidak akan setuju demokrasi atau HAM disalahkan hanya karena sikap AS di masa Bush yang memerangi negara lain dan membunuh rakyat sipil dengan mengatasnamakan penegakan HAM dan demokrasi.

Perang Ideologi

Mengaitkan konsep jihad dengan terorisme membuat kita masuk dalam jebakan perang pemikiran/ideologi yang dijalankan AS (American War) untuk kepentingan negara imperialis itu. Dalam pandangan Barat (American War), perang melawan terorisme tidak hanya merupakan perang fisik, tapi juga menyangkut perang pemikiran (war on idea). Pada 2002 Sekretaris Menteri Pertahanan AS saat itu Paul Wolfowitz mengatakan, ”Saat ini kita sedang bertempur dalam perang melawan teror -perang yang akan kita menangkan. Perang lebih besar yang kita hadapi adalah perang pemikiran -jelas suatu tantangan, tetapi se­suatu yang juga harus kita menangkan.”

Ideologisasi perang melawan terorisme itu tampak pada upaya mengaitkan terorisme dengan sikap anti imperialisme Amerika, penegakan syariah, atau khilafah. Stigmatisasi itu kemudian menjadi berbahaya karena digunakan sebagai alat generalisasi. Siapa pun kelompok Islam yang menentang penjajahan Amerika atau ingin mendirikan syariah dan khilafah kemudian dicap atau dikesankan sebagai teroris. Padahal, tidak semua kelompok Islam yang ingin mendirikan syariah dan khilafah setuju dengan jalan pengeboman atau angkat senjata terhadap rezim pemerintahan sekuler.

Karena itu, selain meluruskan pemahaman aplikasi jihad yang keliru, pemerintah dan ulama perlu berperan aktif untuk membela negeri-negeri Islam yang ditindas tersebut. Termasuk, berperan aktif me­minta agar Amerika, Inggris, dan negara-negara sekutunya menarik diri dari Iraq dan Afghanistan. Juga, menghentikan dukungan mereka terhadap rezim-rezim penindas di negeri Islam seperti Palestina. Sebab, faktor ketidakadilan global merupakan salah satu penyebab utama serangan terhadap target-target Barat.

Walhasil, meluruskan aplikasi jihad yang keliru tanpa menyinggung motif perlawanan kelompok-kelompok itu tidak akan menyelesaikan masalah. Bisa-bisa pemerintah, termasuk para ulama, dicap sebagai pengkhianat karena telah melegalkan penjajahan negara-negara Barat. (*)

*) Muhammad Ismail Yusanto, juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia

Misi Pemurtadan (di Sumbar) yang Makin Berani

Misi Pemurtadan (di Sumbar) yang Makin Berani

Oleh : Fakta 24 Sep, 04 - 12:49 am

imageTargetnya 160 Juta Rakyat Indonesia Menjadi Pengikut Kristus
Beberapa waktu lalu, kota Tilatang Kamang Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dikejutkan dengan penemuan �Al-Quran Beryesus�. Forum Aksi Bersama Anti Pemurtadan Sumatera Barat bekerja sama dengan tiga perguruan tinggi Islam yaitu STAIPIQ Padang, STAIN M. Djamil Djambek, Bukit Tinggi dan STAIN Muhammad Yunus, Batu Sangkar, melakukan penelitian dan menemukan sejumlah kejanggalan dalam �Al-Quran Beryesus� itu.

Di sampul bagian dalam �Al-Quran� terdapat tulisan Yesus dan panduan misa, berupa bait-bait lagu gereja. Sedangkan isinya, setelah diteliti, terdapat 36 kesalahan dalam kitab suci tersebut. Al-Quran tersebut tidak ditulis sesuai dengan standarisasi penulisan yang benar. Kesalahan-kesalahan tersebut, berpotensi menyesatkan dan menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam.

Kasus semacam ini, sebenarnya sudah yang kedua kalinya. Menurut Ketua Forum Aksi Bersama Anti Pemurtadan di Jakarta Abu Dedaat, kasus pertama pernah terjadi di Padang Sidempuan. Oleh sebab itu Abu Dedaat menyatakan kasus ini harus segera dituntaskan supaya tidak terulang lagi. Aparat berwenang seharusnya tidak lagi melihatnya semata-mata sebagai kasus yang bernuansa SARA, tapi ada unsur kesengajaan. "Bukan tidak mungkin ini adalah cara dari kelompok misionari dalam menyebarluaskan gerakan pemurtadan di Ranah Minang yang kabarnya sedang gencar dilakukan," kata Abu Dedaat.

Abu Dedaat punya alasan kuat dengan dugaannya itu. Wilayah Sumatera Barat, menurut Abu Dedaat, menjadi salah satu target misi pemurtadan di Indonesia. Wilayah Sumatera Barat, bersama wilayah Jawa Barat dan Aceh, dianggap menjadi wilayah yang paling sulit ditembus oleh misi Kristenisasi, karena mayoritas penduduknya menganut Islam yang taat. Di kalangan misionaris, kata Abu Dedaat, ketiga wilayah tersebut menjadi tantangan tersendiri. Kalau salah satunya, utamanya wilayah Jawa Barat, bisa ditembus, maka misi Kristenisasi di wilayah lain dianggap akan lebih mudah dilakukan.

Targetnya 160 Juta Rakyat Indonesia Menjadi Pengikut Kristus

Misi Kristenisasi atau gerakan pemurtadan, sebenarnya sudah menjadi rahasia umum di negeri ini. Ini, menurut Abu Dedaat tidak lepas dari misi global Kristenisasi yang menargetkan 50 persen penduduk dunia menjadi pengikut Kristus, seperti yang tercantum dalam buku Sejarah Gereja. �Mereka melihat Indonesia sebagai lahan yang subur, karena mayoritas penduduknya beraga Islam dan merupakan negara Islam terbesar kedua di dunia. Misi Kristenisasi di Indonesia menargetkan 160 juta rakyat Indonesia atau sekitar 80 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta orang, harus menjadi penganut agama Kristen,� papar Abu Dedaat.

imageSoal misi pemurtadan ini sendiri diakui oleh Pendeta Dr. Martin Sinaga, dosen Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta. Dalam artikel di majalah Pantau, dia menyatakan bahwa Kristenisasi bukan ilusi dan itu sungguh-sungguh terjadi. "Pada awalnya misi Kristenisasi dibebani oleh pemerintah kolonial yang didukung Belanda, tapi kurang berhasil. Selanjutnya, misi ini dibebani oleh negara-negara terutama Amerika Serikat, yang sulit dipungkiri punya media dan uang untuk melancarkan misionari itu," ujar Pendeta Martin Sinaga dalam wawancara dengan majalah Pantau.

Media Dakwah No.192 yang terbit pada bulan Juni 1990, pernah memuat sebuah dokumen rahasia Program Jangka Panjang Kristenisasi di Indonesia, yang dimuat majalah Crescent Internasional terbitan Toronto, Canada, edisi 16-30, November 1988, termasuk keputusan Dewan Gereja Indonesia di Jakarta, tanggal 31 September 1979 yang isinya, 'Program Kristenisasi diatur hampir di seluruh dunia terutama di negara-negara Muslim. Dunia ini hanya akan damai apabila seluruh dunia berhasil dikristenkan. Inilah yang menjadi tujuan dari kita kaum Kristen. Untuk tujuan tersebut kita kaum Kristen Indonesia harus bersatu. Usaha untuk mengkristenkan orang muslim di Indonesia didukung oleh negara-negara yang kuat seperti Amerika, Inggris, dan lain-lain. Kita kaum Kristen akan dengan amat mudah mendapatkan dana, setiap saat dari Amerika. Program Kristenisasi ini adalah tugas kita yang suci dan kita harus berhasil dlm melaksanakannya. Dan lagi, penting untuk diketahui dan disadari bahwa agar mencapai sukses dlm usaha kristenisasi, yang terpenting bagi kaum Kristen adalah bersatu dahulu. Kita kaum Kristen di Indonesia selalu dicintai, diberkati, dan dilindungi oleh Yesus.� Target mereka, dalam jangka 50 tahun jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan populasi umat Islam.

Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka membuat konsep dengan tujuan mengurangi umat Islam di Indonesia, antara lain dengan cara propaganda membatasi kelahiran lewat program KB di kalangan umat Islam, sementara di kalangan Kristen, justru ada kewajiban untuk membantu mereka yang ingin punya anak banyak, dan jika orang bersangkutan miskin harus diberi fasilitas secara materil maupun moril, dan banyak cara lainnya yang mencakup hampir semua aspek kehidupan mulai dari ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.

Catatan lainnya soal gerakan pemurtadan, dan ini mungkin ini bisa dikaitkan dengan �Al-Quran Beryesus� di atas, sejak akhir April 2002 lalu muncul selebaran di kantong-kantong Muslim seperti Jombang, Bangil, dan Madura yang isinya berupa tiruan surat dalam al-Quran. Tulisan itu sebenarnya merupakan turunan atau terjemahan dari Furq�nul Haqq alias The True Furqan (Quran Asli) yang dirilis pertama kali pada April 1999 oleh Komite Eksekutif Proyek Omega2001 .

imageProyek ini merupakan satu dari sekian mega proyek misi Kristiani dengan tugas khusus antara lain membuat tiruan al-Quran sebagai alat penyebaran agama Nasrani/Kristen Dalam versi komersialnya, buku tersebut ditulis oleh seorang pastor evangelis Amerika, Dr. Anis Shorrosh dengan menggunakan nama Al-Safee dan Al-Mahdi. Menurut Shorrosh, lebih dari 1 miliar Muslim di 69 negara merupakan kekuatan yang harus diwaspadai. Mereka sedang menegakkan syariat Islam di Nigeria, Indonesia, Somalia, Iran, dan Pakistan. Untuk mencegah hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan menyebarluaskan The True Furqan ini ke tengah-tengah masyarakat Muslim hingga al-Quran milik Islam dipandang sudah menyimpang oleh umatnya, seperti dikutip Republika (7/5/2002).

Dari sini jelas bahwa maksud dibuatnya tiruan al-Quran itu adalah untuk menghadang penegakkan syariat Islam dan mata rantai yang saling berhubungan untuk mencegah tegaknya Islam.

Ketua Forum Bersama Aksi Pemurtadan Jakarta, Abu Dedaat mengungkapkan, setidaknya ada dua pola yang dilakukan para misionaris di Indonesia saat ini dalam melakukan aktivitas pemurtadan.
�Yang pertama, pola pembinaan dengan menciptakan kondisi �utang budi� terhadap orang yang dimurtadkan. Misalnya dengan memberi bantuan sosial dan sejenisnya.
Pola kedua adalah penghancuran aqidah agar umat Islam tidak percaya dengan ajaran agamanya sendiri,� jelas Abu Dedaat.

Selain itu kata Abu Dedaat, kaum misionaris ini juga berupaya mempromosikan konsep teologi pluralis yang menganggap semua agama sama. Kalau masyarakat sudah menganggap agama Islam dan Kristen sama, maka mau pindah agama pun tidak jadi masalah. Konsep ini disebarkan melalui kelompok-kelompok kecil.

Cara pendangkalan Aqidah ini juga dilakukan melalui istilah. Ketua Lembaga Dakwah Ulil Albab, Kodiran, yang juga giat melawan gerakan pemurtadan mengungkapkan, istilah-istilah Islam dipakai oleh orang Kristen kemudian didangkalkan pengertiannya. �Misalnya istilah iman, kalau ditanya ke anak-anak sekolah iman artinya percaya, iman percaya itu istilah Kristen. Iman menurut Islam, taat kepada Allah dan taat pada rasul. Istilah Agama juga sama, masyarakat mengatakan agama adalah kepercayaan atau keyakinan. Itu istilah Kristen. Sementara istilah agama Islam, berasal dari Dinul Islam, petunjuk tata cara kehidupan manusia dari Allah,� papar Kodiran pada Eramuslim.

Mengapa Umat Islam Mudah Terpengaruh?


Masalah Kristenisasi, menurut ketua Fakta Abu Dedaat, satu dari 3 persoalan besar yang dihadapi dunia Islam sekarang ini. Persoalan lainnya antara lain, gerakan zionis Israel dan imperialisme barat yang diistilahkan sebagai segitiga imperialisme.

Kondisi ekonomi dan kualitas keIslaman masyarakat kita, tidak bisa dipungkiri sebagai salah satu faktor seseorang mudah terpengaruh untuk pindah ke agama lain. Hal serupa juga diungkapkan oleh Kodiran dari Lembaga Dakwah Ulil Albab. Ia berpendapat, salah satunya adalah keengganan untuk mempelajari Al-Quran. �Banyak umat Islam masih beranggapan Al-Quran hanya sebagai bahan bacaan saja, bukan sebagai pelajaran atau sebagai pedoman hidup. Karena jauh dari Al-Quran, umat Islam banyak yang tidak tahu, perintah apa yang ada di Al-Quran dan tidak tahu apa tujuan hidupnya, apakah sudah sesuai dengan Al-Quran,� kata Kodiran.

Selain itu, tambah Kodiran, umat Islam cepat terpengaruh karena mereka tidak tahu apa itu Kristen. �Saya sudah uji coba, orang yang sebodoh apapun, semiskin apapun, kalau dia dikasih tahu apa itu Kristen, dia tidak mau pindah agama. Karena Kristen beda dengan Islam. Islam itu mengabdi pada Allah, sehingga manusia selamat dunia akhiat. Tapi Kristen itu sebenarnya kepercayaan terhadap Yesus dan Tuhan sebagai juru selamat,� ujar Kodiran yang sering memberikan pengajaran di bidang Kristologi.

Oleh sebab itu ia memberi solusi, agar umat Islam tidak mudah terpengaruh pindah ke agama lain dengan membentengi terlebih mereka terlebih dahulu, dengan memperbaiki metode pengajaran Al-Quran misalnya dan memberi informasi dengan jelas apa bagaimana sebenarnya Kristen itu.

Sementara itu, Ketua Fakta Abu Dedaat cenderung menekankan pada pentingnya umat Islam menyamakan misi dan visinya bahwa Islam adalah agama Rahmatan �Alamiin. Agama Dakwah. �Perlu mensinergikan elemen-elemen umat Islam dan lembaga-lembaga Islam yang ada. Dakwah yang selama ini terkesan parsial, harus disinergikan dan bekerjasama untuk membendung pemurtadan,� ujar Abu Dedaat.

Fakta Kegiatan Pemurtadan di Indonesia

Seperti yang sudah disinggung di atas, bahwa tujuan pemurtadan di Indonesia tidak lain untuk memperbesar populasi penganut kristus. Ketua Fakta Abu Dedaat maupun Ketua Lembaga Dakwah Ulil Albab, Kodiran mengakui bahwa jumlah umat Islam saat ini makin menurun, sementara jumlah umat nasrani menunjukkan kecenderungan meningkat.

Sayangnya, sulit untuk mencari akurasi data ini, karena memang tidak ada lembaga yang khusus mengani masalah ini. Tapi perbandingan angka dari BPS mungkin bisa menjadi acuan. Beradasarkan survey BPS tahun 1990, dari 200 juta jiwa rakyat Indonesia, 87,3 persennya beragama Islam. Sementara umat Kristen Protestan 6 persen, Katolik 3,6 persen, dan selebihnya penganut agama lain.

Dalam rentang waktu 9 tahun, ternyata terjadi penurunan jumlah umat Islam yang cukup signifikan, seperti dimuat dalam tabloid SIAR edisi No.43, November, 1999. Tabloid itu menuliskan, jumlah umat Islam yang pada survey BPS tahun 1990 prosentasenya mencapai 87 persen lebih, turun drastis menjadi 75 persen.

Terlepas dari apa saja penyebab penurunan itu, hasil temuan Litbang Departemen Agama bisa dicermati. Menurut hasil temuan itu, ada 2 hal penyebab penurunan populasi umat Islam, yaitu keberhasilan program KB yang gencar dilakukan pada kaum Muslimin, tapi tidak pada kaum non Muslim. Sehingga pertumbuhan populasi umat Kristen jauh lebih cepat.

Penyebab kedua adalah, keberhasilan program Kristenisasi, yang makin hari makin berani dan canggih serta mengabaikan kode etik penyiaran agama. Fakta di lapangan menunjukkan para misionaris seringkali melakukan penyimpangan dalam menyebarkan injil dan kekristenan di Indonesia. Penyimpangan yang mereka lakukan antara lain, pembangunan gereja di tengah masyarakat yang mayoritas Muslim.Dengan Gereja yang megah dan kebaktian-kebaktian yang mereka lakukan, kaum nasrani pelan-pelan menarik simpati warga sekitar. Kasus pembangunan gereja yang membuahkan kemarahan warga sekitar misalnya kasus pendirian gereja GPIB Shalom di kawasan Depok yang akhirnya dirusak dan dibakar massa pada tanggal 2 Nopember 1999.

Selain menggunakan cara yang halus, pemurtadan yang dilakukan kaum misionaris juga dilakukan dengan cara yang keji. Kita tentu masih ingat kasus-kasus pemurtadan dengan cara pemerkosaan gadis-gadis muslimah. Kasus seperti ini pernah terungkap di kota Padang, Sumatera Barat.

Siswi MAN Padang Khairiyah Anniswah, diculik dan dijebak oleh aktivis Kristen dengan diberi minuman perangsang lalu diperkosa. Setelah tidak berdaya, dia dibaptis dan dikristenkan. Kasus serupa menimpa Linda, siswi SPK Aisyah Padang. Ia diculik dan disekap oleh komplotan aktivis Kristen dan diperlakukan secara tidak manusiawi supaya masuk Kristen dan menyembah Yesus Kristus.

Itu sebagian modus yang dilakukan untuk memurtadkan umat Islam. Harian Republika edisi April,1999 pernah memuat berita modus pemurtadan dengan cara penyebaran narkoba yang dilakukan oleh misionaris dari Yayasan Sekolah Tinggi Theologi (STT) Doulos, di Lembang, Bandung. Para pemuda diwilayah itu diberi minuman keras dan obat terlarang sampai kecanduan, setelah itu mereka disembuhkan di panti rehabilitasi Doulos sambil dicekoki dengan ajaran-ajaran Kristen dan Injil.

Masih banyak lagi, tipu daya yang dilakukan kaum misionaris untuk memurtadkan umat Islam. Cara mereka pun makin berani, misalnya dengan memberikan kesaksian palsu atau melalui selebaran dan buku-buku yang berkedok Islam. (ln/eramuslim)